Selasa, 06 November 2012

TULISAN


PERTEMUAN III
ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS


1.      Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Kata utilitarianisme berasal dari bahasa Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya bernama John Stuart Mill.
Peraturan Utilitarianisme adalah sebagai berikut :
  • Kriteria penilaian moral mendapatkan dasar pada ketaatan terhadap perilaku moral umum.
  • Tindakan moral yang dibenarkan adalah tindakan yang didasarkan pada peraturan moral yang menghasilkan akibat-akibat yang lebih baik.
Ada tiga kriteria dalam Utilitarianisme adalah sebagai berikut :
a)      Manfaat : bahwa kebijkaan atau tindakan tertentu dapat mendatangkan manfaat atau kegunaan.
b)      Manfaat terbesar : sama halnya seperti yang di atas, mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.
c)      Pertanyaan mengenai menfaat : manfatnya untuk siapa? Saya, dia, mereka atau kita.
Beberapa kesalahan anggapan dalam prinsip Utilitarian antara lain :
v  Prinsip utilitarian adalah tindakan yang menghasilkan utilitas lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya. Hal ini tidak berarti tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan utilitas besar bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi, tindakan dianggap benar jika menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut (termasuk orang yang melakukan tindakan tersebut).
v  Prinsip utilitarian tidak menyatakan bahwa tindakan yang dianggap benar sejauh keuntungan dari tindakan tersebut lebih besar dari biayanya. Namun utilitarianisme meyakini bahwa ada satu tindakan yang benar yaitu tindakan yang memberikan keuntungan lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh dari tindakan alternatif lain.
v  Prinsip utilitarian mewajibkan kita untuk mempertimbangkan konsekuensi langsung dari tindakan kita. Sebaliknya pengaruh tidak langsungnya juga harus dipertimbangkan.

2.      Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Terdapat 3 nilai positif etika ultilitarinisme menurut  Keraf (1998:96), sebagai berikut :
a)         Rasionalitas
Adalah prinsip moral yang diajukan oleh etika ultilitarinisme tidak didasarakan pada aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami.
b)        Otonom
Adalah menghargai kebebasan setiap perilaku moral untuk berpikir dan bertindak dengan hanya memperhatikan 3 kriteria objektif dan rasional.
c)         Universal
Adalah mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya. Artinya yang baik bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.

3.      Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian
Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian adalah sebagai berikut :
a)         Pertama, etika utilitarianisme digunakan sebagai proses dalam mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak.
b)        Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.

4.      Analisa keuntungan dan kerugian
Keuntungan dan kerugiannya yaitu :
a)         Pertama, keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pd keuntungan dan kerugian perusahaan.
b)        Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dlm kerangka uang.
c)          Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang
Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis , berkaitan dengan Analisis keuntungan dan kerugian, yaitu :            
o   Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak-banyaknya.
o   Seluruh alternatif pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian, dinilai berdasarkan keuntungan yg menyangkut aspek-aspek moral.
o   Analisis Neraca keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka jika panjang.

5.      Kelemahan Etika Utilitarianisme
Beberapa kelemahan etika utilitarianisme, yaitu :
a)      Nilai utilitas dari setiap tidakan yang berasal dari individu yang berbeda sulit diukur sehingga menjadi sulit untuk dibandingkan.
b)      Sejumlah nilai dan keuntungan tertentu sangat sulit untuk dinilai, seperti nyawa dan kesehatan.
c)      Banyak biaya dan keuntungan dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi dengan baik, maka penilaian pun tidak dapat dilakukan dengan baik.
d)     Belum jelas apa saja yang dapat digolongkan sebagai biaya.
e)      Asumsi unilitarian yang menyatakan bahwa semua barang dapat diukur atau dinilai mengimplikasikan bahwa semua barang dapat diperdagangkan.

Referensi :        
Dewi, Sutrisna.2011. Etika Bisnis. Denpasar : Udayana University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar